Dunia hewan-hewan fantastis ini menjadi lebih gelap dan kelam
Dunia sihir belum habis masanya. Setelah franchise Harry Potter habis, kini
muncullah Fantastic Beasts yang sudah
memasuki film kedua. Jika di film pertama penonton dibawa untuk mengenal
hewan-hewan ajaib yang hidup di dunia Harry Potter, kini dalam lanjutannya,
kita diajak Newt Scamander berpetualang mencari Credence dan Gellert
Grindelwald yang terobsesi menguasai dunia sihir dan non-sihir.
Hanya bergantung pada kisah mengenai hewan-hewan
fantastis saja tentu tidak akan membuat film Fantastic Beast menjadi franchise
yang menarik. Untuk itu, JK Rowling sebagai penulis naskahnya memasukkan
penghubung dengan kisah Harry Potter. Penghubung tersebut adalah Grindelwald (Johnny
Depp) yang pada saga Harry Potter merupakan pemilik sah Elder Wand, satu dari tiga
Deathly Hallows yang dimiliki Voldermort. Tokoh-tokoh yang populer di kisah
Harry Potter pun juga dimunculkan, dua di antaranya adalah Albus Dumbledore
muda (Jude Law) dan Nagini (Claudia Kim). Siapa pun yang mengikuti kisah dunia
sihir Rowling pasti kenal dua nama ini dan penasaran seperti apa
penggambarannya sebelum masa Harry Potter dimulai.
Namun, nuansa magical
cerah dan ringan yang dimunculkan di film pertama terasa dikurangi di Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald.
Sesuai dengan judulnya, film ini berfokus pada Grindelwald dan usahanya dalam
mengumpulkan para pengikut. Rasanya, seperti menyaksikan film Harry Potter
langsung ke Deathly Hallow Part 1,
tanpa menonton lima film sebelumnya, dengan nuansa suram dan gelap. Kisah film
penyutradaraan David Yates ini juga semakin diperberat dengan tragedi keluarga
di pertengahan cerita yang terasa berbelit-belit dan terlalu panjang. Bagi Anda
yang bukan penyuka dunia Harry Potter, bersiap-siaplah bosan. Untunglah, The Crimes of Grindelwald sedikit tertolong
dengan performa prima akting Law dan Depp serta twist di akhir film.
Dalam trilogi, film kedua dianggap selalu lemah dan
film ketiga adalah puncaknya. Kita jelas mengharapkan pertarungan seru antara
Grindelwald dan pengikutnya dengan para penyihir baik di film ketiga.
Sanggupkah Yates mengakomodasi harapan tersebut dan memuaskan tidak hanya
pencinta dunia Harry Potter, tapi juga penonton awam yang sebagian besar agak
kecewa dengan pertarungan puncak di Deathly
Hallow Part 2?