Frozen 2: Petualangan Mencari Jawaban Asal-Usul Elsa

by Dwi Retno Kusuma Wardhany

Frozen 2: Petualangan Mencari Jawaban Asal-Usul Elsa
EDITOR'S RATING    

Cerita lebih rumit tapi kurang mengena

Frozen adalah kejutan yang tidak diduga oleh Disney. Film tentang dua kakak-adik ini mencapai pendapatan miliaran dolar diikuti kesuksesan lagu "Let It Go" menjadi anthem anak-anak di seluruh dunia. Butuh enam tahun kemudian agar Frozen 2 bisa unjuk gigi di layar lebar. Jika dilihat dari film pertama, seharusnya cerita Frozen sudah berakhir bahagia selamanya seperti cerita-cerita dongeng klasik lainnya. Namun, tentu Disney masih ingin meraup pundi-pundi lebih banyak lagi. Maka, dicarilah cara untuk bisa melanjutkan petualangan Elsa, Anna, Kristoff, Olaf, dan Sven. Kali ini, mereka mencari tahu asal-muasal kekuatan Elsa.

Memang, masih menjadi misteri bagaimana di dalam keluarga kerajaan hanya Elsa yang memiliki kekuatan. Sedangkan, anggota keluarga lainnya normal. Sebuah peristiwa memaksa Elsa dan adiknya, Anna, untuk berpetualang lagi, kali ini ke sebuah pulau ajaib di bagian utara kerajaan. Tentunya, berbagai petualangan seru menanti mereka ditambah nyanyian yang muncul setiap 5 menit sekali. 

Harus diakui kelebihan Frozen 2 yang paling kentara terletak pada grafisnya yang sangat memukau. Jika mau, Disney bisa membuat grafisnya lebih realistik seperti Toy Story 4. Tapi, hal itu mungkin bisa menghilangkan elemen fantasinya. Jika Elsa dibuat realistis, ia mungkin akan tampak seperti wanita dewasa 30-an yang fokus pada karier sampai lupa bahagia. Hal yang paling sulit dalam grafis adalah mengatur rambut dan air. Untuk Frozen 2, peningkatan level animasinya bisa dilihat saat adegan yang melibatkan air. Sangat nyata dan detil. Sayang, untuk penayangan di Indonesia tidak ada versi 3D karena untuk versi 2D saja struktur ruangnya sudah sangat bagus.


Untuk film semua umur, cerita dalam Frozen 2 agak sulit dicerna dengan mudah. Banyak kata yang mungkin artinya belum bisa dipahami oleh anak-anak. Secara visual memang bisa dinikmati, tetapi ceritanya agak bertele-tele. Adegan yang bisa selesai dalam waktu cepat diberi selingan lagu sehingga sedikit lebih lama. Mungkin agar durasinya cukup. Tanpa lagu, sepertinya film ini bisa selesai dalam waktu 40 menit. 

"Into the Unknown" adalah soundtrack andalan sekuel pertama Frozen ini. Punya potensi untuk bisa mendunia, namun untuk menyamai atau menyaingi "Let It Go" sepertinya cukup sulit. "Into the Unknown" tidak punya irama se-catchy "Let It Go" dan frase-nya pun agak sulit diucapkan anak-anak. 

Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangannya, Frozen 2 masih memiliki semua elemen untuk menjadi animasi favorit tahun ini. Gambar indah, soundtrack bagus, dan bisa dinikmati segala usia. Penyuka animasi keluaran Disney tentu tidak akan melewatkan film ini.