Hidayah: Sajian Horor Religi yang Tidak Bertele-Tele

by Redaksi

Hidayah: Sajian Horor Religi yang Tidak Bertele-Tele
EDITOR'S RATING    

Kalian yang suka nonton sinetronnya, mungkin akan suka nonton ini.

Para penikmat televisi tentunya tahu dengan sinetron Hidayah yang cukup populer pada masanya. Menghadirkan tema azab dan religi, setiap episode punya judul yang berbeda dengan satu poin yang sama, yaitu pemeran utama yang memiliki sifat buruk pada akhirnya akan mendapat azab. Kali ini, MD Pictures mengadaptasi sinetron ini ke dalam film dengan mengusung Monty Tiwa sebagai sutradara dan sederet aktor-aktris populer sebagai pemerannya, yaitu Ajil Ditto, Givina Lukita, Unique Pricilla, Dewi Yull, Joshua Pandelaki, Khiva Iskak, dan Revaldo.

Bahri tinggal di kota dan bekerja sebagai montir di bengkel. Suatu hari, temannya Hasan datang ke bengkel tersebut dan menceritakan situasi yang terjadi pada Ratna, gadis di kampung mereka berdua. Bahri diminta pulang dan membantu merukyah Ratna, tapi Bahri menolak karena tidak siap jika insiden orang yang ia rukyah meninggal. Setelah mendapat penampakan Ratna di bengkel, Bahri pun setuju. Kedatangan Bahri rupanya kurang disambut sebagian warga desa yang meminta Bahri pergi. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ratna dan rahasia apakah yang dimiliki desa ini?


Dengan tema yang cukup umum diangkat dalam film-film horor religi, Hidayah digarap dengan cukup baik oleh Monty Tiwa. Tidak mengherankan karena Monty sendiri sudah sering menggarap horor. Beberapa bagian agak mengagetkan dengan penampakan yang bikin kita bergidik, seperti saat Bahri didatangi Ratna di bengkelnya. Tapi, inti film ini sendiri bukanlah untuk menakut-nakuti kita dengan penampakan, melainkan mereka yang berbuat jahat, pasti suatu saat akan mendapat balasannya.

Sayang, karena ceritanya yang sudah sering diangkat di film-film sejenis, jadi tidak ada sesuatu yang istimewa ditawarkan oleh Hidayah. Twist yang coba dihadirkan pun mudah ditebak sejak awal. Masa lalu Bahri sebagai residivis, yang disinggung teman dan bosnya saat berdialog, juga tidak digali secara mendalam sehingga penonton tidak paham apakah Bahri punya kemampuan untuk merukyah orang atau hanya lulusan pesantren yang pandai melafalkan doa-doa.  

Meski mungkin ada plot yang bolong di beberapa bagian,  sebagai hiburan, Hidayah bisa jadi pilihan tontonan bersama teman atau keluarga.