Expend4bles: Seru, Dangkal, Asal

by Redaksi

Expend4bles: Seru, Dangkal, Asal
EDITOR'S RATING    

Naskah apa adanya, yang penting aksi di mana-mana

Para aktor laga lawas ditambah rapper 50 Cent butuh uang. Mereka pun mencari cara agar ada pemasukan. Karena itu, muncullah ide Expend4bles. Lalu, dicarilah para pemodal dan patungan untuk bisa membuat film aksi kelas B dengan bintang yang lumayan dikenal. Biar euforia lebih naik, masukkan Iko Uwais dan Tony Jaa untuk menarik minat para penonton Asia. Hanya bapack-bapack beraksi? Tentunya, film akan terasa kering kerontang sehingga masuklah Megan Fox. Film aksi kurang lengkap tanpa ancaman nuklir dan villain dengan sedikit twist. Setelah semuanya terkumpul maka jadilah Expend4bles dan kita tinggal menonton film crunchy ini sambil menyeruput Milo Dinosaurus.

Film yang sebetulnya tidak perlu ada. Jelas sekali, tidak ada niat dari para pemainnya untuk bermain di film ini. Semua tampil ala kadarnya dengan akting seadanya, yang penting dibayar. Selain itu, cerita film ini sangat dangkal dan mengambil tema paling pasaran yang pernah ada di film aksi. Dialog-dialog yang cuma sebaris menunjukkan proses pembuatan skrip film ini pasti cepat, ringkas, yang penting ledakan di mana-mana. Benar-benar tidak ambil pusing dengan yang namanya kualitas. Percaya diri dengan pemain dan adegan aksinya yang membuat orang akan berbondong-bondong untuk nonton. 

Aksi laga sudah tentu menjadi jualan utama film ini. Harus diakui, mereka melakukannya dengan baik. Beberapa koreografi aksi Uwais dan Jaa cukup seru, sadis, dan brutal. Sayangnya, bagi film aksi berkelompok, para geng Expendables justru terlihat tampil malas-malasan, selain Jason Statham tentunya. Mereka hanya berakting menembak-nembakkan senjata tanpa arah, tertolong dengan ledakan-ledakan yang cukup spektakuler di beberapa adegan. Malah adegan fighting satu lawan satu saat Statham sendirian jauh lebih menarik. Tony Jaa meski tampil cuma sebentar, tapi aksinya paling keren dibanding yang lain. Uwais juga keren, tapi hanya di awal. Di belakang, ia harus mengalah pada Statham sebagai bintang utama.


Untungnya, film ini tidak bertele-tele. Gas langsung sejak awal film dengan aksi yang tidak masuk akal, tapi seru. Ada sedikit sempilan lelucon garing, namun setelah itu film lanjut ngegas lagi sampai akhir. Walau kadang menyentil logika, tapi pace yang baik membuat kita enggan untuk berpikir dan memilih untuk menerima saja apa yang disajikan di layar. Bahkan, saat twist terakhir muncul tidak ada keinginan untuk mendebat kenapa bisa seperti itu. Cukup terima saja dan nikmati. Jangan lupakan pula sekelebat-sekelebat bahasa Indonesia yang muncul di latar saat penyerbuan di kapal kargo. Kalau kita awas, pasti sesekali terdengar teriakan "Di sini!", "Di sana!", atau "Tembak!".

Franchise Expendables jelas punya potensi besar. Para aktor lawas ini masih punya banyak penggemar yang setia menonton mereka. Jika saja film ini digarap dengan maksimal (skrip yang bagus dan anggaran yang mumpuni), kita bisa mendapat kepuasan berkali-kali lipat. Aksi seru, cerita pun bermutu. Akhir kata, kalau memang akan dibuat lagi Expendables 5, semoga Chuck Norris dan Arnold Schwarzenegger bisa kembali lagi.