Speak No Evil: Jangan Percaya Pasangan Ramah dengan Rumah Terpencil

by Redaksi

Speak No Evil: Jangan Percaya Pasangan Ramah dengan Rumah Terpencil
EDITOR'S RATING    

Kalau diundang ke rumah pedesaan sepi yang jauh dari mana-mana, segera putar balik

Dalam jajaran aktor Hollywood, nama James McAvoy mungkin tidak setenar Robert Downey Jr. atau Chris Evans. Meski sama-sama membintangi film superhero, namun McAvoy rupanya tidak terlalu lekat dengan karakternya tersebut. Namun, bicara soal kemampuan akting, tentu ia tidak bisa dipandang sebelah mata. Range karakternya beragam, mulai dari karakter baik, bikin jatuh hati, sampai bajingan sekali pun pernah ia lakoni. Setelah Split, pria kelahiran Glasgow ini kembali menjadi karakter jahat dalam film terbarunya Speak No Evil.

Saat sedang berlibur di Italia, pasangan asal Amerika Ben dan Louise dengan putri mereka, Agnes, berkenalan dengan keluarga kecil dari Inggris beranggotakan Paddy, Ciara, dan putra mereka, Ant, yang memiliki kelainan sehingga sulit berkomunikasi. Kedua keluarga ini langsung dekat karena merasa nyambung saat mengobrol. Setelah kembali ke London, Ben dan Louise diundang untuk datang ke peternakan Paddy-Ciara di pedalaman Devon. Namun, liburan panjang yang dimaksudkan untuk pergantian suasana malah berubah jadi tidak menyenangkan saat Ben dan Louise mulai melihat perangai aneh tuan rumahnya. Sebuah kejadian membuat mereka memutuskan untuk pulang, namun Hoppy, boneka kelinci yang membuat Agnes tenang saat terserang panik, tertinggal sehingga mereka harus kembali ke peternakan. Suasana mulai mencekam saat niat Paddy-Ciara mulai terkuak. Kini, Ben dan Louise harus berjuang menyelamatkan diri bersama Agnes dan Ant.

Film ini memang tidak berusaha menyuguhkan twist besar pada apa yang terjadi. Semua yang perlu kita tahu, sedikit-banyak, sudah dipaparkan di  trailernya. Bahwa, lidah Ant dipotong dan pasangan Paddy-Ciara jahat sudah jelas. Tapi, motif di balik itu dan apa yang terjadi memang baru terungkap di film. Untuk yang tidak menonton Speak No Evil versi original, apa yang dilakukan Paddy-Ciara  cukup membuat shock. Namun, untungnya, versi remake ini dibawa ke arah yang lebih pop dan tidak sedepresif film aslinya, terutama dalam hal ending. Memang, untuk yang berharap bahwa remake ini akan memiliki penutup sama seperti originalnya, mungkin akan kecewa. Tapi, dengan beberapa pertimbangan perubahan ending, para pencinta film yang tidak suka akhir bagaikan mimpi buruk akan lebih senang dengan versi remake ini.


Akting McAvoy, seperti yang sudah disebutkan di atas, memang salah satu yang menguatkan film ini. Karakternya sebagai Paddy yang slenge'an dan terlihat baik, tapi sebenarnya menyimpan niat jahat, muncul bahkan hanya dengan sorot matanya saja. Ia seakan bisa meyakinkan orang bahwa ia memang sosok menyeramkan yang tidak segan-segan membunuh atau memotong lidah seseorang demi kepuasan pribadi seraya mengambil semua harta benda korbannya. Selain McAvoy, Mackenzie Davis yang memerankan Louise juga tidak kalah menariknya. Di satu sisi, ia terombang-ambing antara perasaan tidak nyaman atau tetap bersikap sopan dan membetah-betahkan diri berlibur bersama keluarga aneh tersebut. Untuk yang lupa, Davis pernah mencuri perhatian lewat perannya sebagai Grace dalam Terminator: Dark Fate.

Menonton film ini tanpa menyaksikan film originalnya sebenarnya sah-sah saja, apalagi karena keduanya punya ending yang berbeda. Jadi, kedua film bisa dinikmati secara terpisah dan memberikan rasa ngeri yang sama. Namun, kalau kita bermaksud untuk membandingkan, silakan tonton Speak No Evil versi Denmark. Hanya saja, bersiaplah untuk depresi dan mimpi buruk karena memang bisa dibilang lebih gore dari versi remake ini.

Sejujurnya, Speak No Evil menghadirkan lagi pengalaman menonton yang sudah terlupakan di bioskop. Saat penonton ramai-ramai "bersatu" karena gemas dengan keputusan yang diambil si tokoh protagonis, ngeri karena antagonis yang susah dikalahkan, bahkan hingga bersorak dan bertepuk tangan saat adegan klimaks ketika si penjahat bisa dikalahkan. Kalau rindu dengan semua itu, cobalah beli tiketnya di bioskop sekarang dan rasakan sendiri kehebohannya. Kapan lagi bisa menonton film menegangkan dengan ditemani seruan-seruan riuh penonton bioskop yang gemas?