Ada hubungan apa antara Milea dengan Greta Thunberg?
Apa yang ditawarkan trilogi kisah cinta Dilan-Milea? Jika
berharap lebih akan kedalaman cerita, tentu saja itu artinya Anda tidak
realistis. Kesuksesan Dilan justru
terletak pada sederhananya cerita dan dialog. Tidak diperlukan pemikiran yang
rumit, sebagian besar pasti pernah merasakan kebodohan dan cinta monyet saat
masih memakai seragam. Indonesia memang beragam budaya dan bahasa, namun naksir
cewek pacar orang semua pernah merasakan.
Sayangnya edisi ketiga berjudul Milea: Suara Dari Dilan ini setengah awal dari filmnya hanyalah
rekap dari dua film sebelumnya layaknya rekap pertandingan sepakbola semalam. Anda yang sudah menonton pertandingan lengkap
Liverpool vs Barca tahun lalu seolah menonton rekap gol-gol nya dalam waktu agak
panjang.
Walau sudut pandang dari Dilan, terasa bahwa banyak adegan
yang ada hanya mengambil dari hasil rekaman dua film pertama, lalu dijahit
ulang "seolah baru". Bagi penonton dua film sebelumnya tidak ada
perbedaan "suara Milea" dan "suara Dilan", apa mereka
aslinya satu orang dua kepribadian? Entahlah. Padahal harusnya ada perbedaan
kentara sudut pandang pria dan wanita, bukan?
Namun kan sekarang zamannya daur ulang demi menanggulangi
perubahan iklim, jadi saya mengapresiasi rakitan adegan daur ulang dalam
setengah awal film Milea sebab itu artinya hemat energi dan hemat cup plastik
kopi kekinian yang dipesan oleh kru nya. Kebayang kan kalau harus syuting ulang
lagi adegan-adegan kunci dua film Dilan sebelumnya hanya untuk "sudut
pandang Dilan"? Greta Thunberg pasti bangga akan hematnya film ini!
Untuk kalian yang merasa bahwa ini adalah trik malas, mohon maap Festival Film Cannes masih bulan Mei yah. Sepertinya sih penonton tidak akan ambil pusing dengan daur ulang ini, toh merekapun terbiasa mengisi botol shampoo dengan air biar usianya panjang kan? Toh kerecehan Dilan dan kebucinan Milea adalah kita. Jadi kalau ada yang teriak siapa kita! Siapa kita! Jawab saja, kita Dilan.
Setengah akhir film ini barulah "menutupi" bolong
informasi dari dua film pertamanya yang tidak baru-baru amat kalau pernah
membaca bukunya. Akhir kisah film ini juga setia pada sumber utamanya, jadi
Anda tidak akan murka ketika Dilan lebih memilih Zaenab daripada Sarah.
Sekuel? Walau bukunya hanya sampai tiga jilid saja, saya pikir
sekuel adalah sebuah kepastian. Bisa jadi kan nanti ada kisah sempalan Dilan
tahun 2022 yang sudah bapak-bapak, terus ke Amsterdam dan ketemu Milea lagi di
museum? Yang jelas, receh adalah kunci dari Dilan dan jika kamu fans, kamu gak
peduli kalau setengah film ini adalah daur ulang dua film pertama. Kalau bukan
fans silahkan bikin seminar sama Nolan untuk membahas susunan cerita Dilan.