Blink Twice: Saat Lupa Menjadi Hal yang Berbahaya

by Redaksi

Blink Twice: Saat Lupa Menjadi Hal yang Berbahaya
EDITOR'S RATING    

Hati-hati ketika lupa, bisa jadi nyawa kita taruhannya

Dalam ranah akting, nama aktris Zoë Kravitz rasanya sudah cukup dikenal. Terakhir, ia mencuri perhatian sebagai Selina Kyle alias Catwoman dalam The Batman besutan Matt Reeves. Selain The Batman, filmografinya juga cukup menarik karena beberapa diisi film-film box office, seperti X-Men: First Class, The Divergent Series, dan Mad Max Fury Road. Kini, ia mencoba terjun ke balik layar melalui film yang menandai debut penyutradaraannya, Blink Twice. Tidak hanya menjadi sutradara, Kravitz juga menulis naskahnya bersama E.T. Feigenbaum. Aktor ternama Channing Tatum yang juga tunangan Kravitz bermain sebagai pemeran utama bersama sederet nama lainnya, seperti Naomi Ackie, Christian Slater, Adria Arjona, Haley Joel Osment, hingga Geena Davis

Frida dan temannya, Jess, menjadi waitress di pesta mogul kaya, Slater King. Kesal karena dianggap tidak ada, keduanya memutuskan berganti pakaian dan menyusup ke pesta sebagai tamu. Ternyata, kehadiran Frida menarik perhatian Slater yang kemudian mengundangnya untuk ikut ke pulau bersama beberapa tamu lain. Di pulau, semua menjalani hari-hari dengan bahagia. Bersantai, minum alkohol, makan makanan enak, hingga pesta narkoba setiap malam. Namun, rupanya Jess merasa bahwa itu semua hanya sebuah kedok dari sesuatu yang aneh di pulau ini. Frida yang diberi tahu hanya menepis anggapan itu dan merasa bahwa itu hanya perasaan Jess saja hingga suatu hari Jess hilang dan tidak ada yang ingat akan keberadaannya. Apa yang sebenarnya terjadi? 

Bukan hanya piawai berakting, Kravitz rupanya punya bakat sebagai sutradara dan penulis naskah. Bagaimana tidak, Blink Twice sukses membawa penontonnya ikut bersenang-senang dengan para karakter di pulau tersebut, tapi juga ada perasaan tidak nyaman bahwa "liburan dengan orang asing tidak mungkin seindah ini". Satu per satu misteri dihadirkan melalui kilatan-kilatan adegan. Cepat, tapi memiliki nuansa disturbing dan bikin penonton yang menyaksikan merasa ada yang salah dengan situasi di pulau itu. Semua adegan cepat tadi pada akhirnya akan terjelaskan menjelang akhir dan menjadi satu narasi yang utuh terhadap apa yang sebenarnya terjadi di sana.


Dari segi akting, Channing Tatum berhasil menyajikan kualitasnya sebagai seorang aktor. Praktis di tahun ini, ada tiga filmnya yang beredar: Fly Me to the Moon, Deadpool & Wolverine, dan Blink Twice. Di ketiganya, Tatum harus memerankan karakter yang cukup berbeda dan itu terbukti di film ini. Ia berhasil memerankan karakter Slater King yang tampan dan memesona, tapi di satu sisi memiliki kegelapan di pikiran dan hatinya yang menjadi penggerak dari seluruh kejadian di pulau. Ada juga muka lama yang mungkin sudah jarang muncul di film-film besar, seperti Christian Slater dan Haley Joel Osment. Meski penampilan mereka tidak terlalu mencuri perhatian, tapi generasi '90-an setidaknya akan familiar dengan wajah mereka dan bernostalgia.

Tidak hanya membuat penonton tidak nyaman dengan kilasan adegan dan juga vibe pulau yang aneh, Kravitz juga menghadirkan musik latar belakang yang menenangkan di satu sisi, tapi di sisi lain, juga bisa membuat kita bergidik ngeri saat tahu yang sebenarnya terjadi di pulau tersebut. Bayangkan alunan harpa yang lembut yang sering terdengar di tempat spa, tapi kali ini dikombinasikan dengan sikap misterius para penghuni pulau. 

Namun, debut penyutradaraan Kravitz ini bukan tanpa cela. Ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab terkait ending yang dihadirkan. Apa pertanyaan itu? Mungkin, kalian harus menontonnya sendiri karena jika dipaparkan di sini akan mengungkapkan twist yang terjadi dan pastinya memberi spoiler. Yang jelas, kemungkinannya kecil bahwa film ini akan memiliki sekuel dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang masih menggantung itu. Meski begitu, apa pun bisa terjadi di Hollywood. Never say never.