Kraven The Hunter: Penutup Calon Proyek Besar yang Sedikit Lebih Baik dari Tiga Film Sebelumnya

by Redaksi

Kraven The Hunter: Penutup Calon Proyek Besar yang Sedikit Lebih Baik dari Tiga Film Sebelumnya
EDITOR'S RATING    

Akhir dari sebuah era

Keinginan Sony Pictures untuk menciptakan film-film original para villain Spider-man yang kemudian berujung pada proyek Sinister Six akhirnya terpaksa dikubur dalam-dalam (untuk sekarang). Bagaimana tidak, dari dua villain yang sudah diangkat, tidak ada satu pun yang berakhir memuaskan. Morbius dan trilogi Venom dicaci karena ceritanya, meskipun secara pendapatan tidak merugikan. Yang paling parah, meski bukan termasuk ke dalam proyek Sinister Six (namun masih berkutat di semesta Spider-man), Madame Web gagal dari segi cerita maupun box office. Akhirnya, tidak ada pilihan lain selain menutup buku kisah spin-off dan fokus dengan Spider-man 4 milik Tom Holland serta Spider-Verse. Terlepas dari kegagalan membangun dunia Sinister Six, Sony Pictures tetap mempersembahkan film terakhir sekaligus "penutup" dari calon proyek mereka, yaitu Kraven The Hunter.

Nikolai Kravinoff memiliki dua putra yang ia sekolahkan di sebuah sekolah asrama di New York, Dmitri dan Sergei. Ingin kedua putranya tumbuh menjadi karakter yang kuat, Nikolai kerap membawa mereka berburu ke dataran Afrika yang luas. Sebuah kejadian membuat Sergei terluka parah saat sedang berburu. Namun, ia selamat berkat ditolong Calypzo Ezili dan mendapatkan kekuatan yang melebihi manusia biasa. Sejak itu, Sergei pun mulai menjaga jarak dari sang ayah dan memutuskan hidup menyendiri dan memburu siapa pun yang merusak wilayahnya dengan memakai nama Kraven The Hunter. Reputasi Kraven rupanya sudah terdengar luas, bahkan hingga ke telinga Aleksei Sytsevich alias Rhino. Tentu, ia tidak akan tinggal diam dan mulai mencari cara untuk menghancurkan Kraven.

Pertama-tama, keputusan untuk membuat Kraven The Hunter menjadi film berating R adalah sebuah keputusan yang berani. Berbeda dari Venom: The Last Dance, Madame Web, atau Morbius yang lebih bermain aman, Kraven tidak ragu-ragu menumpahkan darah, mematahkan tulang, menggigit hidung, dan berbagai aksi kekerasan lainnya yang memperlihatkan bahwa pemburu ini tidak main-main dalam menjalankan aksinya. Pemilihan Aaron Taylor-Johnson sebagai Sergei/Kraven pun tidak terasa miscast karena Kraven tidak diperlihatkan selalu pamer otot dan kekuatan. Ada sisi manusiawi yang diangkat, seperti kepeduliannya dengan Calypso atau sang adik, Dmitri, sehingga Kraven sesekali tampil bak orang biasa dan tidak selalu mengancam. 


Meski diawali dengan situasi keluarga yang buruk antara Sergei dengan Nikolai, sang ayah, namun begitu memasuki pertengahan, hal itu seakan terlupakan. Fokus cerita beralih ke Kraven dan Rhino. Namun, hal ini juga terasa mengganjal karena tidak ada tambahan penjelasan soal permusuhan mereka sehingga logis saat Rhino mati-matian mengejar Kraven. Selain itu, sosok Nikolai yang di-teasing di awal sepertinya akan menjadi lawan yang sulit bagi Kraven, justru terlihat seakan dikesampingkan di tengah film dan baru muncul serta terlihat signifikan lagi menjelang akhir. Memang tidak salah karena kalau pun dijadikan lawan sepanjang film, Nikolai tidak punya kekuatan yang sama seperti Kraven sehingga mungkin hasilnya akan kurang memuaskan. Sementara itu, Rhino jelas lawan yang sepadan mengingat dia punya kekuatan yang hampir sama dengan Kraven.

Bisa dibilang, dibandingkan dengan tiga film semesta Spider-man yang sudah beredar sebelumnya, Kraven The Hunter termasuk lumayan. Adegan aksi yang ditampilkan penuh darah dan brutal. Sayangnya, perjalanan Kraven di kota besar dibuat seakan mulus tanpa hambatan atau persinggungan dengan pihak otoritas. Sebuah plot yang mungkin tidak terasa penting, tapi mengingat Kraven tidak punya pengaruh apa-apa dan cenderung bertindak vigilant sendirian, adem-ayemnya polisi di kota sedikit mengganggu. 


Jelas, kalau kita jeli, mungkin akan menangkap satu-dua hal yang merujuk ke dunia Spider-man, namun jangan berharap banyak karena memang hanya sebatas itu saja. Agak disayangkan memang bahwa potensi Taylor-Johnson di Kraven The Hunter harus terhenti di sini. Namun, dia sudah pernah memerankan karakter dengan kekuatan super lain, yaitu Quicksilver versi Avengers. Bukan tidak mungkin bahwa suatu saat Taylor-Johnson akan kembali untuk ketiga kalinya.