12 Strong: Kisah Nyata Prajurit Khusus yang Dikirim Mencegah Teror Taliban

by Dwi Retno Kusuma Wardhany

12 Strong: Kisah Nyata Prajurit Khusus yang Dikirim Mencegah Teror Taliban
EDITOR'S RATING    

Saat negara berduka, mereka yang pertama melawan

Ada banyak versi dan narasi penyebab tragedi 9/11. Yang jelas, peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi terburuk dalam sejarah manusia. Sudah banyak sisi kejadian yang diungkap dan dituangkan dalam film seperti United 93 (2006), World Trade Center (2006), dan masih banyak lagi. Kali ini, produser Jerry Bruckheimer dan sutradara baru Nicolai Fuglsig mencoba mengangkat kisah 12 orang anggota pasukan khusus yang diberi misi rahasia mematikan serangan Taliban agar teror 9/11 tidak terulang. Cerita pasukan ini baru dibuka pada tahun 2014 karena misi ini dianggap tidak ada dan nama-nama anggota yang terlibat pun dirahasiakan. Tentu saja, kondisi ini potensial untuk dijadikan materi film oleh Hollywood. 

Chris Hemsworth digaet menjadi Kapten Mitch Nelson, pemimpin tim pasukan khusus, Dia tidak sendiri karena Michael Shannon dan Michel Pena juga ikut berperan sebagai Cal Spences dan Sam Diller, salah dua dari 12 anggota pasukan tersebut. Mereka dan anggota lain dikirim ke Afganistan dalam rangka melemahkan kekuatan Taliban di negara tersebut dengan merebut benteng pertahanan Taliban. Untuk itu, mereka harus bersekutu dengan pemberontak setempat bernama Jenderal Dastum (Navid Negahban) yang juga sangat membenci Taliban. Pertemuan dua kubu berbeda gaya dan budaya ini salah satu daya tarik film ini. Perbedaan ini pula yang membuat para pasukan khusus ini dikenal dengan pasukan berkuda.

Karena berdasarkan kisah nyata dan ini produksi Hollywood tentu kita sudah bisa menduga bagimana hasil akhirnya. Tinggal bagaimana sutradara Nicolai Fuglsig serta penulis naskah Ted Tally dan Peter Craig meramu kisahnya agar disukai penonton. Secara keseluruhan, film ini cukup menghibur dan memberikan tontonan seru bagi para penikmat film perang. Sebagai pendatang baru Nicolai mampu memberikan tontonan yang bisa memikat secara aksi dan drama. Awal film memang sedikit lambat, namun bisa dimaklumi karena Nicolai sepertinya ingin memberi sedikit latar para prajurit sebelum mereka diturunkan ke medan perang.


Karena film ini bukan untuk konsumsi musim panas, maka adegan perangnya dibuat serealistis mungkin. Kita tidak akan menemukan adegan-adegan slow motion dan ledakan super fantastis ala Michael Bay. Namun, tidak juga sebrutal adegan perang Hacksaw Ridge-nya Mel Gibson. Namun, aksi yang ditampilkan bisa membuat penonton fokus pada layar dan ikut terbawa suasana. 

Film perang tidak melulu memiliki nuansa serius, di 12 Strong , banyak momen komedi sesaat yang mampu mencairkan suasana tegang. Penempatannya juga tepat sehingga tidak mengacaukan tensi cerita yang sedang dibangun. Alhasil kita bisa tertawa lepas sebelum diajak untuk kembali tegang mengikuti adegan di layar. 

Masih banyak film tema perang lain yang lebih baik dari ini, tapi 12 Strong layak untuk dijadikan pemuas bagi kita yang suka film aksi dan perang militer. Jajaran pemerannya solid, cerita menarik, dan aksinya lumayan. Cukup untuk membuat kita puas saat keluar dari studio.