Jadi, bersyukurlah untuk kalian yang berwajah standar.
Mengadaptasi materi yang sudah dikenal publik tentunya
tidak mudah, apalagi yang sudah punya fans fanatik. Baik novel, komik, atau pun
game, pasti punya tantangan
tersendiri. Rumah produksi Visinema Pictures pun mencoba mengadaptasi LINE
Webtoon laris menjadi sebuah karya layar lebar. Apakah hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan?
Kesulitan pertama yang dihadapi tim produksi Terlalu Tampan tentunya adalah mencari
empat pemeran keluarga tampan, yaitu Kulin, Okis, Pak Archewe, dan Bu Suk. Penggemar
webtoon Terlalu Tampan cukup tinggi
sehingga ekspektasi yang mereka harapkan pun juga tinggi. Tantangan kedua
adalah membuat kisah utuh, berbeda dengan komiknya yang tidak punya satu plot
penuh dan hanya potongan-potongan sketsa saja. Semua itu dirangkum oleh penulis
naskah Nurita Anandia dan Sabrina Rochelle Kalangie, yang juga duduk di kursi
sutradara, menjadi satu kisah tentang Kulin dan ketampanannya.
Film ini berusaha menyamai keabsurdan komiknya, meski
pun memang tidak akan persis sama. Namun, momen absurd itu berhasil muncul
berkat bantuan efek spesial, suara, dan CGI yang ditaruh di posisi-posisi yang
tepat. Ketampanan Kulin yang diberi efek berkilau setiap ia membuka helmnya
hingga kejayusan lelucon Okis yang diberi efek suara gagak (layaknya kartun-kartun
Jepang) merupakan salah satu bagian yang menarik.
Berbeda dari film lain, Terlalu Tampan tidak mengandalkan sederet komika untuk kelucuannya.
Kita akan tertawa karena kondisi Kulin, kebodohan Trio 3 Tak, dan masih banyak
lagi. Meski film remaja, namun dengan keikutsertaan Adrianto Sinaga (Wiro Sableng: Pendekar Kapak Naga Geni 212)
sebagai art director membuktikan
bahwa film “receh” pertama Visinema Pictures ini tidak digarap dengan
main-main.
Pemilihan Ari Irham jelas salah satu casting yang patut diacungi jempol.
Pasalnya, sosok Kulin berhasil diwujudkan Ari ke layar lebar. Lupakan
aktor-aktor muda lain yang digila-gilai remaja, Ari Irham jelas salah satu rising star yang patut mendapat
perhatian. Calvin Jeremy pun juga berhasil membuktikan keluwesannya berakting
meski ini adalah film debutnya. Rachel Amanda sebagai Rere pun berhasil tampil adorable. Ending film ini untungnya tidak klise dan berhasil memberikan momen
manis yang membuat siapa pun akan tersenyum melihatnya.
Dengan keabsurdan yang ditampilkan, Terlalu Tampan mungkin sulit diterima di
kalangan orang dewasa atau pencinta film-film berat. Humornya bisa membuat
penonton filmnya terbelah menjadi dua kubu: suka atau benci. Namun, jika
dibandingkan dengan film-film sejenis yang berusaha keras bertutur tentang
konflik atau percintaan remaja pada masanya, Terlalu Tampan dengan segala keabsurdannya akan tampak menonjol dan
patut diberi applause lebih.