Apa jadinya kalau ayah kita adalah kriminal yang berusaha masuk lagi dalam hidup kita?
Bagaimana kalau orang yang sangat kita sayangi ternyata tidak sebaik kelihatannya? Bahwa ternyata ayah yang mengenalkan kita pada berbagai ilmu bertahan hidup ternyata penjahat? Apakah kita akan tetap mengakuinya meski pada kenyataannya, setelah dipenjara pun, ia tidak berubah? Itulah yang diangkat dalam film drama thriller The Marsh King's Daughter, adaptasi buku berjudul sama karya Karen Dionne yang dibintangi Daisy Ridley, Ben Mendelsohn, dan Garret Hedlund.
Helena tinggal di sebuah pondok di tengah hutan terpencil bersama ayah dan ibunya. Di sana, ia diajari sang ayah untuk berburu, mengenal jejak, dan bertahan hidup di alam liar. Namun, tanpa Helena tahu, terkuaklah sebuah rahasia gelap. Kehidupan mereka ternyata tidak seindah dan sedamai yang dibayangkan karena ternyata ayah Helena menculik ibunya dan memaksa tinggal di hutan. 20 tahun kemudian, Helena yang berusaha menjalani kehidupan dengan normal harus kembali berhadapan dengan sang ayah yang kabur dari penjara dan berjuang untuk melindungi keluarganya.
Bagi yang tidak membaca sinopsis atau menonton trailernya, paruh awal film ini memang terasa mengejutkan. Kita seakan disuguhi kehidupan yang tenang dan, cenderung, membosankan dari sebuah keluarga kecil di tengah hutan. Bangun tidur, pergi berburu, pulang, makan, dan istirahat. Semua seakan berjalan begitu damai. Namun, saat kenyataan terbongkar, film ini langsung berubah jadi menegangkan. Kita paham perasaan Helena yang memiliki masa lalu kelam dan berusaha melarikan diri dari itu dengan cara menyembunyikan tato di tubuhnya. Namun, masa lalu selalu punya cara untuk mengejar.
Akting Ridley sebagai Helena cukup berhasil. Sukses membawa kita bersimpati bahwa orang yang ia sayangi dan percayai seumur hidupnya, ternyata tidak sebaik yang terlihat. Akting Mendelsohn sebagai Jacob Holbrook, sang raja rawa, tidak begitu mengancam dan tergolong biasa saja meski wajahnya sudah diberi cambang dan dibuat bengis.
Walau hanya berdurasi 108 menit, tapi film ini bisa dibilang cukup lambat, terutama memasuki paruh pertengahan, saat Helena mulai merasa bahwa sang ayah mengintai ia dan keluarganya. Memang, ini drama thriller, tapi faktor-faktor menegangkan dalam film terasa kurang dan tidak membuat penonton menahan napas. Untunglah, konflik finalnya lumayan "menggedor" dan, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, akting Ridley juga tidak mengecewakan.
Meski mungkin tidak murni thriller, tapi lebih ke drama keluarga dengan sedikit percikan ketegangan di sana-sini, The Marsh King's Daughter tetap merupakan salah satu film yang menarik untuk ditonton.