Miss Peregrine's Home of Peculiar Children: Adaptasi Novel Remaja Dengan Sentuhan Tim Burton

by Prima Taufik

Miss Peregrine's Home of Peculiar Children: Adaptasi Novel Remaja Dengan Sentuhan Tim Burton
EDITOR'S RATING    

Satu lagi adaptasi novel remaja terkenal menjadi film, kali ini dengan sentuhan sutradara nyentrik.

Lama tak berkarya akhirnya pada tahun ini Tim Burton (Batman, Alice in Wonderland) meluncurkan karya terbarunya sebagai sutradara. Kali ini Burton mengangkat sebuah kisah terkenal dari novel yang sudah laris berjudul Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children. Novel ini berkisah tentang anak-anak berbakat yang harus bersembunyi ditempat yang disebut loop agar mereka terlindungi dari orang-orang jahat yang mengincar kekuatan mereka. Film dengan judul yang sama akan menemani kita mulai minggu ini di bioskop.

Untuk film ini Tim Burton bekerja sama dengan Eva Green (Casino Royale) yang menjadi miss Alma Peregrine dan Asa Butterfield (Ender's Game) menjadi Jake, remaja yang tidak sadar jika dia ternyata memiliki kekuatan yang unik. Selain itu film ini juga berisi bintang-bintang besar seperti Dame Judy Dench (James Bond Series) dan Samuel L. Jackson (Avengers). Masing-masing berperan sebagai tokoh penting di film ini.

Awal film dibuka dengan kehidupan Jake yang monoton dan susah punya teman. Ia tidak dekat dengan keluarganya malah lebih dekat dengan kakeknya Abe (Terence Stamp) yang dari Ia kecil suka menceritakan dongeng padanya. Suatu hari sang kakek terbunuh tapi tidak ada orang yang bisa melihat siapa pembunuhnya. Jake yang mengatakan pembunuhnya adalah monster dianggap stres dan diwajibkan konsultasi psikiater.

Namun berbagai kejadian berikutnya membuat Jake yakin jika apa yang diceritakan sang kakek benar adanya. Diapun akhirnya bertemu dengan Miss Peregrine dan anak-anak ajaib yang ada disebuah rumah. Awalnya Jake masih belum yakin dengan apa yang dilihatnya. Tapi sebuah kejadian membuat Jake harus memutuskan pilihan hidup normal seperti remaja pada umumnya atau bergabung dengan Miss Peregrine dan mengembangkan bakat yang dia punya.

Secara cerita film ini punya potensi untuk menjadi sebuah film drama yang kompleks tapi tetap menarik dan punya sisi petualangan yang seru. Tapi Tim Burton dan sang penulis naskah Jane Goldman terlihat seperti terburu-buru untuk mengenalkan Jake pada anak-anak ajaib tersebut. Kemudian latar dari mula perkumpulan anak-anak inipun hanya sekilas dijelaskan dengan kata-kata karena scene demi scene terkesan Burton ingin segera memasukkan konflik antara anak-anak ini dengan penjahatnya.

Sayangnya begitu cerita masuk ke bagian petualangan melawan penjahat, cerita malah menjadi lemah dan terkesan bertele-tele. Banyak kekuatan yang tidak terpakai serta penjahat yang tampak bodoh walaupun lagi-lagi mereka muncul dengan ideologi untuk menguasai dunia. Namun menghadapi remaja-remaja tanggung tanpa pengalaman pun penjahatnya kerepotan dan sangan konyol. Banyak adegan yang terasa di panjang-panjangkan agar para remaja ajaib ini berhasil mengalahkan para penjahat.

Seperti belum cukup akting para pemain dalam film ini terasa sangat kaku. Lupakan Samuel L. Jackson dan Judy Dench yang selalu bermain bagus. Asa Butterfield sebagai ujung tombak film ini tampak sangat datar dan kaku. Aktingnya di Ender’s Game terlihat lebih natural daripada di sini. Diantara para anak ajaib mungkin hanya Ella Purnel sebagai Emma yang terlihat lumayan. Chemistry para karakter tampak kurang kuat dan ini juga sedikit banyak karena kurangnya digali sisi personal tiap karakter. Tapi untuk sebuah film yang memiliki medium berbeda dengan buku mungkin inilah yang terbaik yang bisa dilakukan Tim Burton dan Jane Goldman. Walaupun seharusnya sedikit penambahan durasi akan menolong penonton awam menikmati film ini.

Sedikit hal yang menolong film ini adalah ciri khas visual dan penyutradaraan Tim Burton yang masih kental terlihat. Bagi yang suka dengan film-film Tim Burton dan pernah membaca novelnya mungkin film ini bisa menjadi pilhan bagi kalian. Tapi jika kalian awam seperti saya ketika menontonnya bisa jadi hasilnya tampak seperti film petualangan biasa. Bagaimanapun pendapat setiap orang berbeda, kalian yang sudah nonton film ini bisa bagi pendapat di sosial media kita ya.

Artikel Terkait