Wally Pfister: "The Avengers" Adalah Film Yang Mengerikan

by abn


Wally Pfister:

Tahun ini merupakan tahun peperangan besar bagi Marvel dan DC Comics. Dua comic-book-house ternama itu masing-masing memiliki film jagoan yang dirilis pada musim panas. Marvel memiliki "The Avengers", sementara DC memiliki "The Dark Knight Rises". Keduanya merupakan film unggulan yang memang terbukti pantas berada di tahtanya. Keduanya pun sukses secara komersil maupun kualitas. Memang, "The Dark Knight Rises" kalah dari segi pemasukan, semata karena kukuhnya Nolan dan Pfister dalam menolak 3D. Akan tetapi, pemasukan lebih dari 1 miliar Dollar tentunya bukanlah pemasukan yang kecil.

Jika kita kira peperangan tersebut telah berakhir, pikir lagi. Dalam sebuah wawancara dengan Sarasota Herald Tribune, pemenang Oscar untuk "Inception" ini menyatakan pendapatnya mengenai "The Avengers". Singkat kata, Pfister berpendapat bahwa "The Avengers" merupakan sebuah film yang mengerikan. Pfister sendiri menyatakan hal tersebut saat ditanya, apa elemen terpenting saat membuat sebuah film. Secara lugas Pfister menjawab,
"Yang terpenting adalah penceritaan. Hal lainnya menjadi tidak berguna jika kesemuanya tidak bisa mendukung ceritanya. Saya pikir 'The Avengers' merupakan film yang mengerikan (buruk). Mereka banyak melakukan pengambilan gambar dari sudut yang aneh. Dan akupun berpikir, mengapa mereka melakukan hal itu? Oh ya, aku paham, mereka telah menghabiskan ratusan ribu dollar untuk set filmnya, dan mereka ingin menunjukkan hal tersebut. Hal tersebut membuatku tak bisa menikmati filmnya. [Bisa dibilang] aku adalah orang yang tak tahan dengan cara penceritaan yang aneh seperti itu"

Whew... Opini yang tajam. Mungkin opini Pfister sebagai cinematographer ada benarnya. Namun tentunya Seamus McGarvey, cinematographer "The Avengers", bukanlah orang sembarangan. Beberapa filmnya memiliki visualisasi yang luar biasa indah, salah satunya adalah "Atonement". McGarvey sendiri adalah cinematographer untuk film Joe Wright terbaru, "Anna Karenina" yang telah dipuji secara visual. Entahlah, kami sendiri di Layar Tancep tidak pernah terpikir untuk melihat "The Avengers" sebagai film yang buruk, terlepas dari ceritanya yang memang tipikal.

Dalam wawancara tersebut Pfister pun menceritakan rencananya untuk meninggalkan kursi cinematographer untuk menjadi seorang sutradara. Layaknya Chris Nolan yang menyimpan film-filmnya dalam peti kerahasiaan, Pfister pun melakukan hal yang sama. Saat ditanya mengenai film debutnya, Pfister hanya berujar "Aku tidak bisa bercerita banyak. Yang pasti film itu bersetting masa kini dan bergenre sci-fi dengan konsep yang besar. Sebuah film big budget, walau tak sebesar budget film-film 'Batman', tapi tentunya bukan film indie"

Pfister, layaknya Nolan, adalah pengguna setia celluloid. Dia tidak akan menggunakan format digital untuk proses pengambilan gambarnya. Film ini sendiri diproduseri oleh Chris Nolan dan Emma Thomas melalu production house mereka Syncopy. Dan memperhatikan genre serta keterlibatan Nolan, tampaknya Nolan pun akan bertindak sebagai penulis cerita di sini... Semoga.

Artikel Terkait