Guy Ritchie Beri Napas Baru bagi Legenda King Arthur

by Dwi Retno Kusuma Wardhany

Guy Ritchie Beri Napas Baru bagi Legenda King Arthur
EDITOR'S RATING    

Yang pasti tidak akan ada Lancelot, Guinevere, dan Merlin.

Salah satu sineas Inggris yang cukup ditunggu karya-karyanya adalah Guy Ritchie. Berbagai genre film pernah ia sutradarai dan jarang mengecewakan. Selain itu, Ritchie pun memiliki ciri khas yang membuat para penontonnya akan langsung berkata ‘ini film Guy Ritchie banget!’ saat menontonnya. Itu jugalah yang akan kalian rasakan saat menonton King Arthur: Legend of the Sword.

Ritchie rupanya ingin mengisahkan awal mula legenda King Arthur yang terkenal itu tanpa menyusahkan penontonnya dengan nama-nama Ksatria Meja Bundar, kisah cinta segitiga Arthur-Guinevere-Lancelot, atau pun kehadiran Merlin. Alih-alih kisah intrik dalam kerajaan, film ini mengisahkan perubahan hidup yang dialami Arthur saat dirinya diketahui adalah pewaris kerajaan dan beban yang harus diembannya saat dirinya berhasil mencabut Pedang Excalibur yang tersohor.

Mencampur Ritchie dengan Abad Pertengahan jelas adalah sebuah terobosan baru. Sineas kelahiran Inggris ini tidak menggunakan sinematografi yang monoton seperti kebanyakan dimunculkan dalam film-film bertema Medieval, seperti Seventh Son atau Snow White and the Huntsman. Ia justru menggunakan ciri khasnya, seperti pergerakan kamera yang dinamis, lelucon sarkas, hingga background musik kekinian.


Jika banyak kalangan yang mengkhawatirkan bahwa film ini akan tampak seperti film Abad Pertengahan yang setengah-setengah dari segi efek spesial, tidak perlu khawatir. Meskipun tidak semegah Lord of the Rings, jelas hasilnya tidak mengecewakan. Para pencinta Game of Thrones juga mungkin akan merasakan nuansa serial ini dari properti, kekejaman Vortigern, hingga musik. Terutama juga munculnya Aidan Gillen sebagai Goosefat Bill.

Mengingat masih ada beberapa karakter utama yang belum dimunculkan (bahkan Merlin pun tidak ditampilkan), kita bisa berharap bahwa Ritchie menyimpan semuanya untuk sekuel. Dengan catatan, jika film berbujet $102 juta ini sukses.

Trivia: Pada ending credit, tertulis karakter yang diperankan Àstrid Bergès-Frisbey bernamaThe Mage. Sementara di Wikipedia, karakternya disebut Guinevere. Namun, beberapa hari kemudian, Wikipedia mengganti karakter tersebut menjadi The Mage. Mungkinkah Wikipedia keceplosan mengungkap siapa karakter sang penyihir sebenarnya.