Perubahan yang membawa kerut di dahi
Untuk menutup tahun 2024, Visinema Pictures kembali menghadirkan sebuah film horor yang kali ini diangkat dari utas viral karya @angginoen, Hutang Nyawa. Utas ini sendiri sudah dibaca sebanyak 12,6 juta kali di media sosial X. Disutradarai oleh Billy Christian, Taskya Namya yang sudah berkali-kali main horor kembali menjadi karakter utamanya dengan deretan cast lain, seperti Muhammad Khan, Rachel Vennya, Mike Lucock, Mian Tiara, Nagra Pakusadewo, hingga Eduward Manalu.
Erwina adalah seorang buruh di pabrik sale pisang yang tinggal dengan anaknya, ibunya, dan kakaknya. Suatu insiden membuat sang anak harus masuk rumah sakit dan membutuhkan biaya besar. Anehnya, suatu malam, seorang pria bernama Darmono datang ke rumahnya dan menawarkan sejumlah besar uang dengan syarat: Erwina harus bekerja di Pabrik Gemah Ripah. Karena himpitan ekonomi dan paksaan ibunya, Erwina pun menurut. Di pabrik batik cap, ia berkenalan dengan sesama buruh bernama Tri dan juga Awang. Menurut Tri, jika bekerja dengan sungguh-sungguh, mereka bisa dipindahkan ke pabrik cabang dengan gaji naik tiga kali lipat. Namun, perlahan-lahan, Erwina mulai sadar bahwa ada yang tidak beres dengan tempat kerjanya. Hingga suatu malam, ia menemukan sebuah rahasia gelap dari Pabrik Gemah Ripah.
Perlu diingat sejak awal bahwa film ini bisa dibilang adaptasi lepas dari thread viral @angginoen. Jadi, bagi yang sudah membaca utas tersebut, film ini memberikan sesuatu yang berbeda. Jika utasnya hanya memberikan satu bagian segmen saja, Hutang Nyawa menghadirkan satu cerita utuh. Sebenarnya, hal ini bukan masalah karena Lembayung yang mengubah thread aslinya pun tetap disambut baik penikmat horor Indonesia dengan ditonton sebanyak 1,5 juta lebih. Tentunya, hal itu kembali lagi ke pengembangan cerita apakah memang menarik atau malah terasa mengada-ada.
Hutang Nyawa sendiri mengadaptasi thread viral @angginoen dengan mengembangkannya menjadi kisah tumbal pabrik meski aslinya tidak menyinggung hal itu. Dengan tone warna cokelat, Billy Christian menghadirkan adegan-adegan jumpscare yang cukup efektif. Sayangnya, musik yang memekakkan telinga di beberapa bagian terasa agak mengganggu dan membuat penonton jadi ingin menutup telinga daripada membangun suasana mencekam.
Lompatan dari satu adegan ke adegan lain juga terasa membingungkan. Tidak ada penjelasan mengenai perpindahan lokasi tersebut sehingga penonton hanya bisa beranggapan bahwa itu semua halusinasi Erwina saja. Selain itu, gambaran pabrik yang mencari tumbal agak semakin makmur juga kurang meyakinkan. Dari segi penampilan, Gemah Ripah tidak terlihat seperti pabrik yang sukses dan tidak ada petunjuk apa pun bahwa mereka punya cabang di mana-mana sebagai bukti bahwa praktik tumbal yang mereka jalankan berhasil. Tidak hanya itu, ada satu adegan yang menurut kami cukup menggelikan, yaitu saat Erwina sudah tertangkap dan diikat oleh tali dan sang iblis masih sempat menari-nari sehingga memberi peluang Erwina untuk kabur. Salah satu strategi kabur yang terasa agak membodohi penonton.
Mengadaptasi utas viral dengan melakukan perubahan di sana-sini memang sah-sah saja. Jika memang hasilnya bagus, tentu bertambah lagi sajian horor lokal berkualitas. Dengan premis yang menarik, sayangnya Hutang Nyawa tidak mampu memberikan pengembangan cerita yang memuaskan dan malah menimbulkan banyak pertanyaan bahkan ketika lampu bioskop sudah menyala sekali pun.