Pitch Perfect 2: Parade Akapela yang Aca-mazing

by Enyu Handayani

 Pitch Perfect 2: Parade Akapela yang Aca-mazing
EDITOR'S RATING    

Sekumpulan cewek-cewek bersuara bagus, tapi penuh kekocakan, alias Barden Bellas kembali lagi hadir dalam Pitch Perfect 2. Kali ini, kompetisi dan lawan yang harus mereka hadapi berskala internasional. Apakah masih seseru dan selucu prekuelnya?

 
Our Bellas is back! Setelah dua tahun lebih sejak komedi musikal Pitch Perfect rilis dan berhasil meraup keuntungan lebih dari 115 juta dolar, kini Pitch Perfect 2 siap menyusul kesuksesan film pertamanya. Dengan jajaran pemain yang sama plus beberapa muka baru, kali ini Barden Bellas ditantang untuk tidak hanya tampil mengguncang panggung di Amerika, tetapi juga siap mencengangkan orang di seluruh dunia lewat kejuaraan akapela internasional. Namun, apakah usaha keras mereka akan berbuah manis?
 
Dibuka dengan lagu Flashlight yang dinyanyikan langsung oleh Jessie J, film ini menghadirkan Beca (Anna Kendrick) dan geng Bellas lainnya yang sudah menjadi mahasiswa akhir tahun yang disegani karena keberhasilan mereka sebagai grup perempuan penyanyi akapela di Amerika. Kredibilitas dan kualitas mereka terbukti dengan diundangnya mereka ke acara ulang tahun Presiden Barrack Obama dan disiarkan langsung oleh televisi. Akan tetapi, bukan Barden Bellas namanya kalau tidak memberi kejutan secara ‘live’ dan untuk film kedua ini, gelar pembawa kehebohan ada di Fat Amy (Rebel Wilson). Berkat kejadian yang super heboh dan menggemparkan itu, The Bellas kembali menjadi headline dan harus membersihkan nama mereka. Satu cara akhirnya dipilih: terbang jauh ke Eropa untuk ikut kejuaraan akapela internasional, dan menjadi kelompok akapela pertama dalam sejarah Amerika yang membawa piala kemenangan.
 
Film yang kali ini disutradarai penuh oleh Elizabeth Banks ini kembali menyuguhkan tema underdog story dan tetap dihiasi dengan lagu-lagu top chart berbagai genre yang diaransemen ulang menjadi akapela. Barden Bellas yang beranggotakan Chloe (Brittany Snow), Beca, Fat Amy, Cynthia-Rose (Ester Dean), Stacie (Alexis Knapp), Lilly (Hana Mae Lee), Jessica (Kelley Jakle), dan Ashley (Shelley Regner) bertambah menjadi 10 anggota dengan masuknya Flo (Chrissie Fit) dan Emily (Hailee Steinfeld). Grup laki-laki akapela Treblemakers dengan tokoh utama Bumper (Adam Devine), Jesse (Skylar Astin), dan Benji (Ben Platt) tetap berseliweran hingga akhir film sehingga pencinta Pitch Perfect tetap bisa bernostalgia sembari menikmati akting kocak plus suara bening nan keren milik mereka. Tidak ketinggalan, duo komentator akapela John Smith (John Michael Higgins) dan Gail Abernathy-McFadden-Feinberger (Banks) tetap beraksi dengan komentar mereka yang blak-blakan, usil, pointless, namun tetap terasa nyelekit. 
 
 
Selain ‘wajah lama’ yang wara-wiri selama 115 menit penayangan, penonton akan dibuat kagum dengan adanya grup akapela Das Sound Machine (DSM) sebagai rival Barden Bellas. DSM yang berasal dari Jerman dikepalai oleh duo Komissar (aktris Denmark, Birgitte Hjort Sørensen) dan  Pieter Krämer (Youtuber, Flula Borg) yang intimidatif. Berbeda dengan Burden Bellas yang tetap menunjukkan karakter khas masing-masing pribadi, DSM tampil dengan gaya yang ‘grand’, futuristik, dan tidak terlihat cacat sedikitpun. Selain menghadirkan Flula, salah satu pembeda film Pitch Perfect 2 ini dengan film sebelumnya adalah hadirnya beberapa Youtuber yang memiliki spesialisasi dalam bidang akapela seperti Pentatonix, The Filharmonic, dan Penn Masala sehingga membuat film ini lebih terasa ‘real’ dan berwarna. Untuk Jelata yang sudah pernah menyaksikan Pitch Perfect, mata dan telinga kalian akan semakin dimanjakan dengan apiknya koreografi panggung dan gabungan suara dari masing-masing anggota akapela.
 
Berbeda dengan film pertama yang bercerita pembuktian Barden Bellas sebagai grup perempuan akapela, di Pitch Perfect 2 ini tiap karakter digali untuk menunjukkan keistimewaan masing-masing tanpa meninggalkan ciri khas asli mereka. Setiap percakapan, adegan, dan joke tanpa henti dari masing-masing Bellas sedikit demi sedikit menguak karakter tiap individu dan pandangan mereka terhadap masa depan setelah lepas dari Barden University. Meskipun film ini terus-terusan mengocok perut penonton dengan kelakuan kocak para Bellas (mostly Fat Amy, of course), kita akan terus dibuat merinding dengan kerennya paduan dari akapela dan tata panggung yang terang benderang. Two lessons from this movie: dari karakter yang berbeda-beda kita bisa menciptakan harmoni yang senada, dan seheboh apapun kekacauan yang pernah kita lakukan, asal kita mau memperbaiki dan tetap pede, kita pasti bisa angkat dagu lagi. Enjoy
 
 

Artikel Terkait