Murder Report: Saat Psikiater jadi Pembunuh Berantai

by Redaksi

Murder Report: Saat Psikiater jadi Pembunuh Berantai
EDITOR'S RATING    

Wawancara yang menentukan segalanya

Sejauh ini, cukup banyak film Korea yang mengangkat genre investigasi kriminal. Biasanya didominasi adegan menegangkan antara polisi dan pelaku kejahatan, kadang di ruangan kecil dengan lampu temaram, dan sesekali disisipi flashback penuh emosi. Sebut saja V.I.P. (2017) garapan Park Hoon Jung, atau The Negotiation (2018) yang dibintangi Hyun Bin dan Son Ye Jin. Tahun ini, hadir Murder Report yang dibintangi Jung Sung Il (serial The Glory) dan Cho Yeo Jeong (Parasite, My Daughter is a Zombie). Di Korea sendiri, film ini rilis di awal September 2025 dan berhasil menduduki posisi ke-3 box office, bersaing di antara dua film besar Demon Slayer: Infinity Castle dan The Conjuring: Last Rites.

Murder Report mengisahkan Baek Seon Ju (Cho Yeo Jeong), ibu tunggal, dengan satu putri remaja, yang bekerja sebagai wartawan hard news di media besar. Suatu hari, seorang lelaki bernama Lee Yeong Hun (Jung Sung Il) menelepon. Mengaku sebagai pembunuh berantai, ia mengajak Baek Seon Ju bertemu empat mata, melakukan wawancara eksklusif. Baek Seon Ju yang ambisius dalam mengejar karier dan suka memilih investigasi besar untuk diangkat ke dalam berita jelas tertarik. Wawancara ini pasti akan membuatnya naik pangkat dan disegani. Meski sedikit takut, Baek Seon Ju setuju dengan permintaan Lee Yeong Hun. Dengan dibantu rekan wartawan Han Sang Woo (Kim Tae Han) secara rahasia, wawancara pun dilakukan dengan persiapan serba detail. Tanpa diketahui keduanya, Lee Yeong Hun ternyata punya maksud terselubung dengan persiapan yang jauh lebih rapi. Salah sedikit, nyawa orang lain langsung melayang.

Premis film psikologi thriller dengan format interogasi/investigasi bisa jadi pisau bermata dua. Di satu sisi sangat menegangkan, tapi bisa juga membosankan. Belum lagi lokasi yang itu-itu saja serta kamera yang selalu fokus pada pelaku dan investigator. Setiap dialog yang diucapkan juga harus membuat penonton fokus dengan pace dinamis. Meleset sedikit, detail yang penting bisa terlewatkan. Akting para aktor jelas jadi kekuatan utama, selain teknik penyutradaraan yang tepat dan naskah yang mengalir. Selain sebagai sutradara, Cho Young Jun juga menulis naskah film ini. Namanya memang belum dikenal luas, apalagi dua film terdahulunya bergenre drama dengan tema keluarga yang tidak terlalu laris di pasaran. Namun, meski filmografinya masih minim, ia sukses membuat Murder Report tidak membosankan.


Durasi 107 menit terasa pas, membuat film ini tidak ada adegan bertele-tele yang membuang durasi. Dengan menyisipkan sedikit drama, plot jadi terasa menegangkan dan beberapa kali mengaduk emosi. Akting tandem Jung Sung Il dan Cho Yeo Jeong mendominasi sekitar 80% durasi. Alih-alih menggunakan ruangan interogasi yang sempit, suite room sebuah hotel dipilih sebagai latar tempat. Dominasi lampu dan ruangan mewah mampu jadi ‘distraksi’ dialog yang bersahutan dari dua karakter utama. Music score yang dramatis, tapi tidak berlebihan, juga terus mengiringi tanpa mengganggu fokus terhadap jalan cerita.

Latar belakang Lee Yeong Hun sebagai psikiater yang sudah menghabisi 11 nyawa juga menarik. Kejahatan yang dilakukan ternyata memiliki motif dan tujuan tertentu. Membuat penonton tidak bisa membenci 100% karena karakternya sangat abu-abu. Saat setengah babak berlalu, terutama ketika satu fakta terkuak, rasanya seperti membalik satu halaman cerita yang mendebarkan. Jalan cerita jadi semakin menegangkan, ditambah sisipan masa lalu dramatis yang dilalui sang kriminal.


Bagi sebagian penonton, bisa jadi alur Murder Report ini sangat mudah ditebak. Tapi, cara Cho Young Jun mengolah cerita membuat alurnya tidak terasa maksa dan berlebihan. Karakter psikiater yang dimiliki sang kriminal juga tidak sekadar tempelan. Tatapan dingin yang seketika bisa berubah jadi penuh perhatian dan pengertian dimainkan dengan baik oleh Jung Sung Il. Sama seperti kemunculannya di The Glory, aktor yang satu ini memang cocok memerankan karakter pria matang yang diam dan menghanyutkan. Detail akting Cho Yeo Jeong sebagai wartawan senior yang hidupnya penuh tekanan juga ditampilkan dengan pas. Sorot mata ambisius dan tak kenal takut seketika berubah jadi tatapan penuh keraguan dan butuh pertolongan. Sehingga saat adegan puncak, respon penonton langsung meledak. Banyak yang bertepuk tangan dan ikut terbawa emosi.

Secara keseluruhan, Murder Report bisa jadi tontonan yang menghibur terutama bagi pencinta genre psikologi thriller. Pesan yang dibawakan juga cukup membekas di hati, membuat kita berrefleksi terhadap banyak hal yang selama ini dilakukan. Jangan buta fakta terutama hanya karena persepsi sendiri. Bisa jadi, lewat kacamata lain, hal yang kita anggap baik langsung kelihatan busuknya. Meski didominasi dialog di satu tempat, film ini tetap mengangkat kejahatan dan sisi sensitif dari psikologi manusia. Adegan sadis yang dilakukan Lee Yeong Hun juga sesekali ditampilkan, wajar jika film ini diberi rating 17+. Bagi yang mudah ke-trigger dengan trauma, sebaiknya menonton film ini dengan didampingi orang terdekat. 


Artikel Terkait