Pengki harus terlibat dalam aksi yang berbahaya demi menemukan harta karun Bung Karno
Dua tahun setelah film pertamanya rilis, Reza Rahadian kembali memerankan
sang karakter ikonik dalam Benyamin Biang Kerok 2. Beda dengan film
pertamanya yang menyatukan tiga film Benyamin, yaitu Biang Kerok, Biang
Kerok Beruntung, dan Tarzan Kota, film kedua ini lebih orisinal. Kali
ini, Pengki yang “modern” menjalankan misi yang belum selesai melawan Said Toni
Rojim.
Meski film pertamanya bisa dibilang cukup penuh aksi, film kedua ini
agaknya Hanung
Bramantyo selaku sutradara lebih
berani. Ditemani Hilman Mutasi, Senoaji Julius, dan Bagus Bramanti yang
menggarap skenarionya, kita
akan diajak menikmati film
bernuansa National Treasure. Yap, Pengki punya misi yang lebih besar,
yaitu menemukan harta karun Presiden Soekarno!
Agak cringe saat di bagian penggambaran suku pedalaman Kalimantan yang terlihat seperti lelucon. Namun, usaha Hanung
untuk menunjukkan nilai persatuan dan persaudaraan pada akhirnya cukup
tersampaikan. Film ini juga masih menyoroti beberapa masalah sosial, khususnya
tentang penggusuran warga Betawi di Jakarta, suap, hingga tahanan VIP yang
mendapatkan fasilitas khusus di penjara. Celetukan Pengki dan ayahnya, Sabeni (Rano Karno), cukup menggambarkan keseharian masyarakat Betawi dan kritik mereka
terhadap masalah sosial dan politik yang terjadi. Meski mengkritik, mereka tak
mau terjun terlalu dalam dan menempatkan diri sebagai penonton.
Sayang, karakter Aida (Delia Husein) dalam sekuel ini jadi kurang signifikan. Sebagai pasangan sehidup-sematinya Pengki, Aida jadi terkesan hanya tempelan dan cuma menunggu untuk adegan “mesra”
di teras rumah. Meski alasan awal Pengki berani berurusan
dengan Said adalah karena Aida, alur yang tidak terjalin rapi malah bikin hal ini tidak terlihat. Hal ini membuat kurangnya chemistry di antara
keduanya.
Beberapa adegan spontan yang natural untungnya menjadi sumber kelucuan film
ini. Lydia Kandou di luar dugaan cukup sukses berperan sebagai Nurlela, rocker yang bersemangat dan nyablak. Duetnya dengan Rano Karno justru
mengalahkan chemistry Sabeni dan Juleha. Makanya, wajar kalau Hanung
membiarkan kisah Sabeni dan Nurlela menggantung di akhir sekuel ini. Film berdurasi 1 jam 37 menit ini memang pas dijadikan hiburan akhir pekan ini. Sekali lagi, Reza kembali memperlihatkan
akting yang gemilang.