Benyamin Biang Kerok 2: Benyamin in Action!

by Dwi Retno Kusuma Wardhany

Benyamin Biang Kerok 2: Benyamin in Action!
EDITOR'S RATING    

Pengki harus terlibat dalam aksi yang berbahaya demi menemukan harta karun Bung Karno

Dua tahun setelah film pertamanya rilis, Reza Rahadian kembali memerankan sang karakter ikonik dalam Benyamin Biang Kerok 2. Beda dengan film pertamanya yang menyatukan tiga film Benyamin, yaitu Biang Kerok, Biang Kerok Beruntung, dan Tarzan Kota, film kedua ini lebih orisinal. Kali ini, Pengki yang “modern” menjalankan misi yang belum selesai melawan Said Toni Rojim.

Meski film pertamanya bisa dibilang cukup penuh aksi, film kedua ini agaknya Hanung Bramantyo selaku sutradara lebih berani. Ditemani Hilman Mutasi, Senoaji Julius, dan Bagus Bramanti yang menggarap skenarionya, kita akan diajak menikmati film bernuansa National Treasure. Yap, Pengki punya misi yang lebih besar, yaitu menemukan harta karun Presiden Soekarno!

Agak cringe saat di bagian penggambaran suku pedalaman Kalimantan yang terlihat seperti lelucon. Namun, usaha Hanung untuk menunjukkan nilai persatuan dan persaudaraan pada akhirnya cukup tersampaikan. Film ini juga masih menyoroti beberapa masalah sosial, khususnya tentang penggusuran warga Betawi di Jakarta, suap, hingga tahanan VIP yang mendapatkan fasilitas khusus di penjara. Celetukan Pengki dan ayahnya, Sabeni (Rano Karno), cukup menggambarkan keseharian masyarakat Betawi dan kritik mereka terhadap masalah sosial dan politik yang terjadi. Meski mengkritik, mereka tak mau terjun terlalu dalam dan menempatkan diri sebagai penonton.


Sayang, karakter Aida (Delia Husein) dalam sekuel ini jadi kurang signifikan. Sebagai pasangan sehidup-sematinya Pengki, Aida jadi terkesan hanya tempelan dan cuma menunggu untuk adegan “mesra” di teras rumah. Meski alasan awal Pengki berani berurusan dengan Said adalah karena Aida, alur yang tidak terjalin rapi malah bikin hal ini tidak terlihat. Hal ini membuat kurangnya chemistry di antara keduanya.

Beberapa adegan spontan yang natural untungnya menjadi sumber kelucuan film ini. Lydia Kandou di luar dugaan cukup sukses berperan sebagai Nurlela, rocker yang bersemangat dan nyablak. Duetnya dengan Rano Karno justru mengalahkan chemistry Sabeni dan Juleha. Makanya, wajar kalau Hanung membiarkan kisah Sabeni dan Nurlela menggantung di akhir sekuel ini. Film berdurasi 1 jam 37 menit ini memang pas dijadikan hiburan akhir pekan ini. Sekali lagi, Reza kembali memperlihatkan akting yang gemilang.