Seperti naik roller-coaster. Kengeriannya naik-turun, tapi nggak berkesan.
Pengabdi Setan 2: Communion bisa dibilang salah satu most anticipated horror movie of the year. Dari mulai pengumuman pembuatannya, rilis tanggal, rilis poster, sampai rilis trailer bikin para pencinta horor Indonesia nggak sabar buat nontonnya. Muka-muka lama kembali lagi, seperti Bront Palarae, Tara Basro, Endi Arfian, dan Nasar Anuz. Tapi, ada juga pemain baru kayak Ratu Felisha, Kiki Narendra, Jourdy Pranata, Fatih Unru, dan Muzakki Ramdhan.
Seperti yang kelihatan di akhir filmPengabdi Setan dan trailer PS2: Communion, keluarga Rini pindah ke rusun setelah kejadian di rumah mereka. Bondi sekarang sudah besar dan punya teman main seumuran, Ari dan Darto. Toni yang sudah lebih dewasa pun sekarang diceritakan naksir cewek sesama penghuni rusun, Tari (Ratu Felisha). Tapi, rusun yang mereka kira aman ternyata berkebalikan. Malam yang penuh teror kembali mendatangi Rini dan adik-adiknya.
Pengabdi Setan 1 bisa dibilang salah satu film horor Indonesia terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Joko Anwar berhasil menaikkan level film horor Tanah Air yang selalu dipandang sebelah mata menjadi tontonan berkelas. Kesuksesannya pun tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga internasional. Meraih 4.206.103 penonton, film ini juga mendapatkan tujuh piala Festival Film Indonesia di tahun 2017.
Berjarak lima tahun dari film pertama dan dikembangkan selama dua tahun tentunya membuat kita berekspektasi tinggi. Dari materi promosinya pun kelihatan menghadirkan atmosfer yang mencekam. Dengan setting yang lebih besar, yaitu rusun, tentunya banyak kengerian yang bakal ditampilkan. Selain itu, Joko Anwar juga menjanjikan beberapa pertanyaan yang tidak terjawab di PS1 bakal bisa kita temukan jawabannya di sini. Berbekal informasi itu, tentu PS2 jadi film horor yang patut ditonton.
Harus diakui, jumpscare yang dihadirkan memang bikin kita merasa terteror. Sesekali penampakan muncul dan bakal bikin kita teriak. Ada juga beberapa adegan sadis, jadi kalau nggak suka, mending tutup mata aja. Misteri pun ditumpuk satu demi satu supaya kita makin penasaran. Detail-detail kecil yang ada katanya bakal jadi penjelas semuanya. Setting yang dibangun di atas rusun yang terbengkalai selama 15 tahun memang patut diacungi jempol. Pastinya tidak mudah menyulap bangunan tidak terpakai menjadi sebuah rusun tua yang terlihat layak huni.
Sayangnya, jumpscare yang muncul tidak bisa menutup plot cerita yang terasa agak lemah. Dibanding PS1 yang punya cerita lebih solid, PS2: Communion lebih banyak menimbulkan pertanyaan. Tidak hanya itu, beberapa tindakan karakternya bakal bikin kita geleng-geleng kepala karena di luar logika. Memang, film horor itu sering di luar logika, tapi hal paling mendasar pun seakan dilupakan saja di sini. Rasa penasaran yang tadinya menumpuk pelan-pelan hilang. Bahkan, janji bahwa sekuel ini bakal menjawab beberapa hal di film pertama pun tidak kunjung muncul.
Meski justru menyisakan banyak pertanyaan daripada memberi jawaban, tapi PS2: Communion jelas salah satu film horor yang seru untuk ditonton di bioskop beramai-ramai. Setidaknya, kita bakal senang ditakut-takuti selama dua jam. Kabarnya, Joko Anwar bakal membuat film ketiganya jika memang sambutan PS2: Communion ini positif. Semoga saja semua pertanyaan bakal terjawab di sana.