Dari luar terlihat biasa, tapi menyimpan berjuta rahasia
Episode pertama Joko Anwar's Nightmares and Daydreams dibuka oleh kisah pendek berjudul "Old Home". Deretan cast-nya adalah Ario Bayu, Faradina Mufti, Yati Surachman, Putri Ayudya, Ruth Marini, Kevin Ardilova, Kenes Andari, dan Sha Ine Febriyanti.
Kisahnya adalah tentang Panji, seorang supir taksi, yang hidup di apartemen sempit dengan istri, anaknya yang masih kecil, dan sang ibu yang sudah tua. Situasi ibunya yang kerap pikun, bahkan hingga membahayakan sang buah hati, membuat Panji mengambil keputusan menempatkannya di panti jompo yang sempat ia kunjungi. Meski panti jompo itu dikhususkan untuk orang-orang kaya, namun ternyata ia diterima dengan senang hati, terlepas dari profesinya yang hanya supir taksi. Di hari pertama meninggalkan ibunya, Panji malah didera mimpi buruk yang membuatnya memutuskan untuk membawa pulang sang ibu. Namun, apa yang Panji lihat ternyata di luar dugaan.
Segmen pertama ini bisa dibilang set the tone of the series. Melalui "Old Home", kita seakan mendapat gambaran akan seperti apa enam episode lainnya. Seperti yang dikatakan Joko, genre scifi-supernatural ini merupakan pembungkus dari isu-isu sosial yang ada di dalam setiap ceritanya. Untuk episode ini, isu tersebut adalah mengenai anak yang menaruh orangtuanya di panti jompo. Dengan kehidupan kota besar yang serba cepat dan penuh tekanan, terkadang merawat orangtua yang sudah renta jelas sebuah langkah yang sulit. Apalagi jika semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mempekerjakan suster juga bukan pilihan yang tepat karena banyak faktor. Satu-satunya cara adalah dengan menaruhnya di panti jompo agar mendapat perawatan yang sesuai. Namun, apakah itu etis?
Jika film-film Joko Anwar di bioskop akhir-akhir ini mengambil genre horor, "Old Home" mengingatkan kita akan dua filmnya terdahulu, yaitu Kala dan Pintu Terlarang. Bangunan kuno meski berlatar 2015, pintu-pintu besar, lampu-lampu temaram berwarna kuning, kumpulan orang bercengkerama di sebuah ruangan, ditambah tone warnanya yang kecokelatan. Kita yang rindu dengan nuansa filmografi Joko di awal bisa jadi akan merasakan perasaan nostalgia seperti yang kami rasakan.
Dengan genre yang belum begitu familiar bagi penonton Indonesia, ending segmen pertama ini mungkin tidak akan "masuk" ke sebagian orang. Tapi, untuk kalian yang sudah terbiasa dengan film-film, seperti Black atau Dark Mirror, ini bisa menjadi angin segar di tengah sinema Indonesia yang lebih banyak didominasi drama dan horor.
Tonton "Old House" dan enam episode lainnya dari serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams di Netflix.