Badarawuhi di Desa Penari: Unggul dari Segi Teknis, Cerita? Ya, Sudahlah

by Redaksi

Badarawuhi di Desa Penari: Unggul dari Segi Teknis, Cerita? Ya, Sudahlah
EDITOR'S RATING    

Badarawuhi kembali, tapi tanpa mahasiswa-mahasiswa KKN

Kesuksesan KKN di Desa Penari yang berhasil meraih 10 juta penonton di tahun 2022 tentunya bagai durian runtuh bagi MD Pictures. Menyetopnya dalam satu film saja jelas bukan opsi sehingga MD pun merilis versi Uncut hingga Extended dengan tambahan adegan yang mencapai 40 menit dari total durasi versi biasa. Tidak cukup sampai di situ, film ini pun dikembangkan lagi menjadi prekuel yang bukan berdasarkan thread viral meski masih diceritakan oleh Simpleman langsung dengan judul Badarawuhi di Desa Penari.

Mila pergi ke Desa Penari dengan ditemani sepupu dan temannya untuk mengembalikan gelang lengan (kawaturih) yang tersimpan di lemari ibunya dengan harapan bahwa penyakit apa pun yang menimpa sang ibu bisa sembuh. Di desa ini, Mila tinggal di sebuah rumah sederhana milik seorang gadis bernama Ratih yang tinggal berdua dengan ibunya yang sakit, sementara tiga orang lainnya tinggal di pos gardu. Begitu sampai, Mila mulai merasakan berbagai keanehan. Mulai dari didatangi sesosok wanita cantik berpakaian ala penari hingga melihat banyak ular di kolam pemandian. Ada rahasia apa di balik kedatangan Mila di desa ini? 

Dari segi cerita, Badarawuhi di Desa Penari ini rasanya kurang tepat jika disebut prekuel. Prekuel umumnya menceritakan asal-muasal sebuah karakter yang ada di film orisinalnya. Misalnya, The First Omen adalah prekuel dari The Omen yang menceritakan asal-muasal kelahiran bocah setan Damien. Di Badarawuhi, kita tidak akan menemukan cerita asal-muasal sang penunggu hutan Desa Penari, melainkan kisah yang berdiri sendiri. 


Latar belakang waktunya pun adalah pada tahun 1980, jauh dari cerita KKN di Desa Penari. Praktis, dua karakter yang muncul lagi dari film orisinalnya hanya Badarawuhi sendiri dan Mbah Buyut. Sementara, sisanya adalah orang baru. Sayangnya, dengan fokus cerita pada karakter Mila (Maudy Effrosina) dan Ratih (Claresta Taufan), tiga pemain lainnya (Jourdy Pranata, Ardit Erwandha, dan M. Iqbal Sulaiman)seakan tidak punya peran apa-apa, selain untuk mengisi ruang kosong dan sesekali melontarkan lelucon. 

Menggunakan kamera digital yang sudah tersertifikasi untuk layar IMAX, Badarawuhi di Desa Penari benar-benar memaksimalkan semua sisi teknis mereka. Mulai dari set, make-up, hingga sound. Semua ini bisa dibilang tampil memukau saat ditonton di IMAX. Perpindahan kursi sutradara dari Awi Suryadi menjadi Kimo Stamboel juga membuat kualitas film ini meningkat. Tidak ada lagi shot-shot dengan kamera terbalik yang sering diulang Awi di beberapa filmnya. Terlepas dari ceritanya yang tidak jauh berbeda dari KKN di Desa Penari, tingkatan Badarawuhi di Desa Penari jelas di atas pendahulunya.

Merasa bahwa kisah Desa Penari selesai sampai di sini? Bisa jadi tidak. Mungkin, Simpleman masih punya cerita lain yang belum digali. Karena itu, jangan heran kalau dalam beberapa tahun ke depan, kita masih akan melihat sekuel, prekuel, atau spin-off dari semesta ini yang menjadi ladang uang baru untuk MD Pictures.