Dear David: Kisah Eksplorasi Untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri

by Redaksi

Dear David: Kisah Eksplorasi Untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri
EDITOR'S RATING    

Terbongkarnya blog Laras membuka semua bendungan masalah di dirinya.

Film-film remaja umumnya mengangkat kisah yang memang dekat dengan hidup mereka, seperti cinta, persahabatan, masalah dengan orang tua, sampai pencarian jati diri. Tapi, ada satu permasalahan yang sebenarnya selalu ada, tapi jarang disinggung karena dianggap tabu dan hal itu tertuang dalam Dear David.

Laras (Shenina Cinnamon) adalah siswi berprestasi yang mendapat beasiswa. Tapi, diam-diam, ia punya sisi lain: sebagai penulis blog fantasi yang berfokus pada bintang sepakbola di sekolahnya, David (Emir Mahira). Saat blog tersebut terbongkar, masa depan Laras terancam, begitu juga hubungannya dengan Dilla (Caitlin North Lewis), yang juga menyimpan rahasia sendiri.  


Credit: Netflix

Banyak yang setuju bahwa masa remaja adalah masa-masa yang indah karena mulai mengenal yang namanya cinta. Tapi, di balik itu, ada lagi hal yang muncul di masa remaja, yaitu seksualitas. Lucky Kuswandi (sutradara) dan Winnie Benjamin (penulis naskah) mencoba memotret permasalahan remaja secara jujur di Dear David. Diam-diam naksir teman satu sekolah, berantem dengan sahabat, bahkan berimajinasi mengenai gebetan menjadi hal yang ditonjolkan dalam film ini. Meski tidak akan banyak yang mengaku, tapi ketiga hal ini pasti pernah terjadi dalam kehidupan kita sebagai remaja.  

Semua konflik terjalin rapi dalam film berdurasi 1 jam 58 menit ini. Akting tiga pemeran utamanya, Shenina, Emir, dan Caitlin, jelas jadi ujung tombak Dear David yang membuat film ini semakin menarik untuk ditonton. Tidak hanya fokus pada naksirnya Laras dengan David atau persahabatan Laras dengan Dilla. Semua bagian dihadirkan dengan seimbang. Meski pace di bagian tengah cerita agak menurun, tapi dengan kepiawaian akting ketiganya, kita masih akan merasa simpatik dan peduli untuk tahu akhir kisah mereka. 

Setiap karakter utama mendapat latar belakang yang cukup sehingga kita akan merasa dekat sebagai penonton. Chemistry Shenina dan Emir terasa sederhana dan manis, tanpa harus berlebihan. Ada momen-momen simple yang bikin siapa pun yang pernah mengalaminya saat masih remaja akan bernostalgia, bahkan mungkin senyum-senyum sendiri menontonnya.


Credit: Netflix

Meskipun dikisahkan Laras dan David adalah remaja gereja yang sering menghadiri misa dan ikut retret, tapi film ini tidak mencoba memotret permasalahan remaja dari sisi agama. Bahkan, bila seandainya latar gereja diganti dengan perkumpulan karang taruna, ekstrakurikuler di sekolah, atau kepanitiaan 17 Agustus pun tidak akan mengubah esensi film ini.

Kalau mencari film remaja lokal yang mengangkat isu penting (tapi kerap dilupakan) dan bukan cuma soal-cinta-cintaan, Dear David bisa jadi pilihan. Tayang mulai hari ini di Netflix.